“bagaimanapun , waktu akan terus mengalir layaknya sungai begitu juga dengan hidup. Ikuti arus jika arus itu membawamu menuju kebaikan..dan lawanlah arus jika arus itu membawamu menuju keburukan”

Tak ada yang lebih baik di hidup ini, selain kasih sayang Tuhan -Yt

Hidup itu untuk disyukuri, bukan hanya dininkmati ..


Analogi sifat marah

Dahulu kala ada seorang ayah mempunyai anak yang pandai, namun mempunyai sifat pemarah. Anak ini temperamental. Sedikit-sedikit marah, dan meluapkan kemarahannya pada orang yang dimarahinya dengan kata kata yang tidak terkontrol, semaunya sendiri.

            Akhirnya sang ayah menasehati sang anak dengan caranya yang unik. Sebelum berangkat kerja keluar kota, ayah ini berpesan kepada sang anak.”Nak, ayah mau kerja keluar kota kurang lebih tiga sampai empat bulan, saya berpesan tiap kali kamu memarahi orang lain tancapkan sebuah paku pada kayu tiang rumah ini”, begitulah pesan sang ayah pada anaknya. Selang empat bulan ayah ini pulang kerumah dan melihat banyak sekali paku yang menancap dikayu tiang rumahnya. Kemudian ayah ini memanggila ayahnya dan bertanya,”nak, sudah berapa paku yang kau tancapkan di tiang ?”. anaknya menjawab,” kurang lebih 120 ayah, karena hampir tiap hari say memarahi dan ngomelin orang”. Ayahnya berkata,” sekarang mintalah maaf pada orang yang kamu marahi dan kamu caci makia, setiap kamu minta maaf pada orang tersebut, cabutlah satu paku yang menancap dikayu itu, besok lusa saya akan pergi keluar kota lagi selama 4 bulan”. Baik ayah akan saya laksanakan “, jawab anak tersebut.

            Setelah empat bulan berlalu ayah tersebut pulang kerumah dan melihat banyak lubang lubang ditiang kayu bekas paku,  ayah tersebut memanggil anaknya.” Kok paku paku itu sudah kamu cabuti semua, berarti kamu sudah minta maafpada orang yang kamu marahi dan caci maki nak?”, Tanya ayahnya tersebut,” benar ayah”, jawab anak. “beginilah kalau kamu mencaci maki, memarahi orang dengan kata katamu yang pedas dan menyakitkan, sama seperti menancapkan paku pada kayu. Meskipun sudah kamu cabut tetap akan meninggalkan lubang selamanya.

            Mulai sekarang kamu jangan gampang marah pada orang, meskipu kamu sudah minta maaf pada orang tersebut untuk selamanya.” Jngan marah, jangan marah, jangan marah….”_(Ahmad Matkhan-mengungkap dahsyatnya tahajjud, dengan pengubahan)